Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

SAJIWAN TEMPLE

Gambar
Sajiwan or Sojiwan Temple is a Buddhist temple, located in Dukuh Kalongan, Kebondalem Kidul Subdistrict, Prambanan District, Klaten Regency.  The temple contains about 20 relief on his foot, relating to The Story Jataka Pancatantra from India.  From 20 reliefs, there are 19 reliefs now. The temple is located about 2 km south of Prambanan Temple. From the Tourism Gate of Prambanan Temple, acrossing  Solo - Yogyakarta Highway, then get to small street to the south, acrossing the railway line, and then at the first intersection, turn left (to the east). About 200 m from the intersection, there is a small temple, could be seen at the south side of the street. The reconstruction of Sajiwan Temple was begun in 2006, led by Mr. Waliman from  Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) of Central Java and Special Teritory of Yogyakarta   Restoration process of the temple is about 65% finished. The temple height is about 27,5 metres, but the restoration still reach about

CANDI PEROT

Gambar
            Keberadaan Candi Perot juga tak kalah pentingnya, karena di candi itu pada tahun 1819 M ditemukan sebuah prasasti yang menyebutkan angka tahun 772 Caka atau 15 Juni 850 M. Prasasti yang berada di Candi Perot disebut Prasasti Tulang Air, yang ditulis dalam huruf dan bahasa Jawa Kuno, prasasti tersebut berisi tentang penetapan tanah sima oleh Rakai Panantapan Pu Manuku untuk lokasi sebuah bangunan suci di Desa Tulang Air.              Rakai Patapan Pu Manuku adalah pejabat pemerintah kerajaan Mataram Kuno yang dibawah kekuasaan Rakai Pikatan. Tulang Air merupakan prasasti tertua yang memuat daftar para pejabat dibawah raja yang berkuasa saat itu yaitu Rakai Pikatan ( Februari 847 M hingga 7 Mei 855 M). Disebutkan pula bahwa Rakai Pikatan adalah salah seorang raja yang mendirikan Candi Prambanan dimana daerah sekitarnya masuk dalam wilayah kekuasaannya. Rakai Pikatan terdapat dalam daftar para raja versi Prasasti Mantyasih. Nama aslinya menurut Prasasti Argapura adalah Pu M

CANDI SAJIWAN (SOJIWAN)

Gambar
Candi Sojiwan atau Candi Sajiwan adalah sebuah  candi   Buddhis   yang terletak di   Dukuh Kalongan, Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.   Sebuah candi yang memuat sekitar 20  relief  pada kaki candi-nya,  yang berhubungan dengan cerita-cerita  Pancatantra  atau   Jataka  dari  India . Dari 20 relief ini, tinggal 19 relief yang sekarang masih ada. Candi ini terletak kurang lebih dua kilometer ke arah selatan dari  Candi Prambanan , dari gerbang Taman Wisata Candi Prambanan meyeberang jalan raya Solo – Yogyakarta masuk ke jalan kecil menuju ke arah selatan, menyeberang rel kereta api, lalu pada perempatan pertama berbelok ke kiri (timur) sejauh beberapa ratus meter hingga candi terlihat di sisi selatan. Proses pemugaran Candi Sojiwan dimulai pada tahun 2006, dipimpin oleh Bpk. Waliman dari   Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah.    Proses pemugaran Candi Sojiwan sudah mencapai sekitar 65%. Dalam perencanaan,   tinggi Candi

DINASTI SYAILENDRA

Gambar
Ratu Shima Pendiri kerajaan yang bernama Mataram Kuno beraliran agama Buddha secara Dinasti Syailendra adalah Bhanu. Namun, sesungguhnya, nama “Syailendra” sendiri sudah ada sejak masa raja Dapunta Selendra, suami dari Ratu Shima (raja putri Kalingga Jati). Dapunta Selendra lebih terkenal dengan nama Prabu Kartikeyasingha. Menurut catatan sejarah, Prabu Kartikeyasinga menjadi raja Kalingga pada tahun 648 - 674 M. Ayahanda Kartikeyasinga adalah Raja Kalingga yang tidak diketahui namanya, memerintah pada tahun 632 - 648 M. Sementara itu ibunda Kartikeyasinga berasal dari Kerajaan Melayu Sribuja yang beribukota di Palembang. Raja Melayu Sribuja, yang dikalahkan Sriwijaya pada tahun 683 M, adalah kakak kandung ibunda Prabu Kartikeyasinga. Ratu Sima, pemeluk Hindu Syiwa, semula adalah wanita di belakang layar sewaktu suaminya, Kartikeyasinga, menjadi Raja Kalingga sejak tahun 648. Ratu Sima dengan Kartikeyasinga mempunyai dua orang anak, yaitu Parwati dan Narayana (Iswara).

CANDI KEDATON

Gambar
Di lereng Gunung Argopuro tersebar peninggalan sejarah Majapahit pada abad ke-14, salah satunya Candi Kedaton. Candi Kedaton dahulu adalah suatu pusat pertapaan penganutHindu Syiwa. Punden berundak turut melengkapi pesona alam sekitar. Embusan angin dingin mengiringi perjalanan kami pada suatu sore awal Maret lalu. Jalan aspal kampung selebar 2-3 meter menjadi titian di antara jurang terjal yang mengapit di kanan-kiri jalan Gunung Argopuro. Candi Kedaton terletak di Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, salah satu wilayah di lereng barat laut Gunung Argopuro. Di tepi Jalan Raya Kedaton, Desa Andungsari, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 1 kilometer. Di ujung jalan, tampak sebuah candi yang sudah tidak lagi utuh. Tubuh dan pemuncaknya tak terlihat. Tersisa kaki dan batur (alas) candi. Candi Kedaton ini diketahui berasal dari masa akhir Majapahit abad ke-14. Keelokan Candi Kedaton masih tampak hingga kini. Di ketiga sisinya

CANDI PRINGAPUS

Gambar
Candi Pringapus yang    diperkirakan dibangun sekitar tahun 850 M terletak di desa Pringapus, kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Desa Pringapus terletak di Gunung Sindoro. Lokasi candi kira-kira 5 km dari kecamatan Ngadirejo dan berjarak 22 Km arah barat laut ibu kota kabupaten Temanggung. Arca-arca berartistik Hindu yang erat kaitanya dengan Dewa Siwa menandakan bahwa Candi Pringapus bersifat Hindu aliran Syiwa. Arca Andini Arca Andini Arca Durga Kondisi Candi Perot ketika ditemukan pertama kali Candi tersebut dibangun pada tahun tahun 772 Saka atau 850 Masehi menurut prasasti yang ditemukan di sekitar candi ketika diadakan restorasi pada tahun 1932. Candi ini merupakan Replika Mahameru, nama sebuah gunung tempat tinggal para dewata. Hal ini terbukti dengan adanya adanya hiasan Antefiq dan Relief Hapsara-hapsari yang menggambarkan makhluk setengah dewa. Candi Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis. Hal ini terlihat dari adanya arca-arca be

CANDI SELOGRIYO

Gambar
Candi Selogriyo   adalah sebuah peninggalan purbakala di Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9 M, pada masa   Kerajaan Mataram Kuna . Candi Selogriyo berada di lereng timur kumpulan tiga bukit, yakni Bukit Condong, Giyanti, dan Malang (ketinggian 740 mdpl). Pemandangan dari lokasi candi Hindu sekitar abad ke-9 berupa panorama persawahan, gunung, dan bukit-bukit (Gunung Telomoyo, Bukit Condong, Giyanti, dan Bukit Malang).   C andi terletak di lokasi cukup terpencil yang tenang dan relatif jauh dari permukiman/ desa. Secara administratif, candi ini berada di Dusun Campurejo, Desa Kembangkuning, Kecamatan Windusari. Route yang terdekat adalah jalur Magelang- Bandongan . Sesampai di Pasar Bandongan belok ke kanan menuju kecamatan Windusari. Di sebuah pertigaan terdapat papan petunjuk arah ke candi. Pengunjung akan melewati jalan setapak sekitar dua kilometer menyeberangi desa-desa penghasil tembakau, untuk mencapai lokasi