PRASASTI NGADOMAN
Di wilayah Yogyakarta sudah tidak ditemukan bekas-bekas pusat Kerajaan Mataram Hindu, karena memang setelah masa Medang I Bhumi Mataram, terjadi bencana alam (gunung meletus). Ibukotanya dipindahkan ke Jawa Timur. Bhumi Mataram kembali menjadi hutan yang disebut Hutan Mentaok. Di wilayah Gunung Merbabu, tidak jauh dari Kota Yogyakarta, terdapat suatu petilasan dari masa Majapahit, Prasasti Ngadoman.
Alih aksara:
“Om Sri Sarasoti kreta wukir hadi damalung uri ping buwana 'añakra murusa patirtan palemaran hapan yang widi hani déni yang raditya yang wulan hanele ‘i halahayuni dewamanusa yang hanut yang hagawe bajaran tapak tangtu kabah. Hadeni dewamanusa muwah. sang tumon sangng amanah arenge luputa
ring ila ila pad.a kadelana tutur jati yén ana ngabah tanpa bekel apatik wenang tanpa baktaha histri pitung hajama tan wawa dona wastu sri syati sakawarsa | 1371.”
Artinya:
Om Sri Saraswati, Gunung Damalung (Merbabu) yang agung dan suci, engkau adalah kehidupan di buana ini, melingkari, menjelma menjadi manusia, tempat air … sebab Hyang Widi … oleh Dewa Matahari, Dewa Bulan yang menyinari baik buruknya Dewa dan manusia. Juga yang melihat yang punya hati, mendengar dan akan lolos dari apa-apa yang dilarang oleh tradisi. Semuanya sama-sama percaya akan tutur yang sejatinya. Jika ada yang … tanpa memiliki abdi-abdi, mampu tidak membawa seorang wanita, tujuh … tidak beristri dengan sesungguhnya."
Prasasti Ngadoman berangka tahun Saka 1371 atau 1449/1450 Masehi.
Komentar
Posting Komentar