CANDI SAJIWAN (SOJIWAN)
Candi Sojiwan atau Candi Sajiwan adalah
sebuah candi Buddhis yang terletak di Dukuh Kalongan, Desa Kebondalem Kidul,
Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Sebuah
candi yang memuat sekitar 20 relief pada kaki candi-nya,
yang berhubungan dengan cerita-cerita Pancatantra atau Jataka dari India.
Dari 20 relief ini, tinggal 19 relief yang sekarang masih ada. Candi ini
terletak kurang lebih dua kilometer ke arah selatan dari Candi Prambanan, dari gerbang Taman Wisata Candi Prambanan
meyeberang jalan raya Solo – Yogyakarta masuk ke jalan kecil menuju ke arah
selatan, menyeberang rel kereta api, lalu pada perempatan pertama berbelok ke
kiri (timur) sejauh beberapa ratus meter hingga candi terlihat di sisi selatan.
Proses pemugaran Candi Sojiwan dimulai pada tahun 2006,
dipimpin oleh Bpk. Waliman dari Balai
Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Proses pemugaran
Candi Sojiwan sudah mencapai sekitar 65%. Dalam perencanaan, tinggi Candi Sojiwan diperkirakan
mencapai 27,5 meter, tetapi hingga kini ketinggian candi yang sudah dipugar
mencapai sekitar 10 meter. Candi ini telah rampung dipugar pada tahun 2011.
Candi Sojiwan terletak di jajaran perbukitan Batur Agung, yaitu perbukitan yang
terletak di daerah perbatasan Jogjakarta danJawa
Tengah, Bukit ini termasuk dalam barisan pegunungan seribu
bagian utara dan di bukitBatur Agung ini terdapat beberapa situs
arkeologi yang tersebar di beberapa tempat. Persebarannya pun berada di topografi yang
berbeda. Candi Miri, Situs
Gatak dan Arca Ganesha terletak di Bukit Batur bagian selatan, sedangkan pada
Bukit Batur bagian utara terdapat Candi Sojiwan. Candi ini berdekatan dengan
Situs Gatak. Candi Sojiwan merupakan salah satu monumen dari
Uni Medang Mataram – Medang Sambhara di kawasan Prambanan. Candi
Sojiwan berciri Candi Buddha. Pertama kalinya candi ini ditemukan oleh Kolonel
Colin Mackenzie pada tahun 1813. Dia adalah seorang anak buah Raffles. Ia yang sedang meneliti
peninggalan-peninggalan kuno di sekitar daerah Prambanan, menemukan kembali
sisa-sisa tembok yang mengelilingi candi ini. Penelitian terhadap
selanjutnya oleh Baker, yang hasil penelitiannya dimuat dalam History of
Java-nya Raffles pada tahun 1830. Namun, dalam penelitiannya, Baker tidak lagi
menemukan tembok keliling candi. Dia menganggap tembok tersebut telah
ditiadakan. Pada tahun 1893 Jogjasche Archaelogische Vereeniging (Perkumpulan
Arkeologi Yogyakarta) di bawah pimpinan H.E. Dorrepaal mulai memimpin operasi
pembersihan lingkungan di sekitar candi. Pada tahun 1913 bebatuan candi
sebagian besar telah diselamatkan di komplek Candi Prambanan.
Candi ini berada di daerah
lereng perbukitan Komplek Candi Boko dengan ketinggian 146 –
150 mdpl. Candi ini berjarak kurang lebih 1 kilometer arah tenggara Candi
Prambanan. Candi Sojiwan kurang lebih dibangun pada tahun 842 –
850 M, kurang lebih pada kurun waktu yang sama dengan Candi Plaosan. Prasasti Rukam yang berangka
tahun 829 Saka (907 M) di Museum Nasional menyebutkan tentang upacara peresmian
perbaikan Desa Rukam oleh Nini Haji Rakryan Sanjiwana, sebelumnya desa ini
hancur akibat letusan gunung berapi. Sebagai balasannya, warga Desa Rukam
diberi kewajiban menjaga dan memelihara bangunan suci yang terletak di Limwung.
Bangunan suci ini kemudian dikaitkan dengan candi Sojiwan, sementara tokoh
pelindung yang disebutkan dalam prasasti ini, yaitu Nini Haji Rakryan Sanjiwana alias Ratu Pramodhawardhani. Candi dinamai berdasarkan sang ratu yaitu
Candi Sanjiwana dan merupakan suatu candi pedharmaan.
Candi ini bergaya arsitektur Jawa Tengah abad ke-9,
terdiri atas tiga bagian, kaki atau dasar, tubuh candi, dan atap candi.
Kompleks candi ini seluas 8.140 meter persegi, dengan bangunan utama berukuran
401,3 meter persegi dan tinggi 27 meter. Candi ini menghadap ke barat.
Ditemukan arcadwarapala yang sudah rusak yang kini tersimpan di pos
penjagaan di kompleks candi ini. Pada kaki candi ini terukir relief fabel kisah
satwa Jatakamengelilingi kaki candi. Tangga candi di sisi timur
diapit arca makara, hanya satu yang masih utuh, satu makara lainnya sudah
hilang. Pada ujung atas tangga terdapat gawang pintu gerbang berukir kala.
Tubuh candi aslinya penuh berukir sulur-sulur, akan tetapi karena banyak batu
yang hilang maka batu pengganti polos yang dipasang. Ruangan bilik dalam kini
kosong, hanya terdapat relung dan singgasana yang aslinya mungkin menyimpan
arca Buddha atau Boddhisatwa yang kini sudah hilang. satu arca Buddha yang
telah rusak dan hilang kepalanya ditemukan di candi ini dan kini tersimpan di
pos penjagaan candi.
Atap candi bersusun tiga yang bertingkat-tingkat. Pada
tingkatan-tingkatan ini terdapat jajaran stupa-stupa.
Bagian puncak candi dimahkotai stupa yang besar. Pada kaki candi disajikan relief
adegan yang dipetik dari cerita fabel Pancatantra atau Jataka yang
berada di candi Sojiwan. Jumlah relief sekitar 12 adegan. Cerita relief dibaca
menuju ke selatan (mapradakṣiṇa). Sayang sekali kondisi relief-relief
ini banyak yang sudah aus dan memprihatinkan. Relief-relief yang terdapat di
Candi Sojiwan meliputi :
1. Relief dua pria
yang sedang berkelahi
2. Relief angsa dan kura-kura.
3. Relief garuda dan kura-kura.
4. Relief kera dan buaya.
5. Relief tikus dan ular.
6. Relief serigala dan wanita.
7. Relief raja dan putrid seorang patih.
8. Relief gajah dan kambing.
9. Relief manusia singa.
10. Relief serigala dan banteng.
11. Relief kinara.
12. Relief singa dan banteng.
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3)
Jawa Tengahmenargetkan proses pemugaran Candi Sojiwan yang berada
di Dukuh Kalongan, DesaKebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Klaten
selesai pada tahun 2011 nanti. Pelaksana Lapangan Pemugaran Candi Sojiwan
adalah Bpk. Waliman. saat ditemui wartawan disela-sela kesibukannya, Rabu
(19/5) mengatakan, proses pemugaran Candi Sojiwan dimulaipada tahun 2006
silam.Menurutnya, hingga kini proses pemugaran Candi Sojiwan sudah
mencapai sekitar65%. Dalam perencanaan, tinggi Candi Sojiwan diperkirakan
mencapai 27,5 meter. Hingga kini ketinggian Candi Sojiwan yang sudah dipugar
baru mencapai 10 meter.
Komentar
Posting Komentar