CANDI PRINGAPUS
Candi Pringapus yang diperkirakan dibangun sekitar tahun 850 M terletak di desa Pringapus, kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Desa Pringapus terletak di Gunung Sindoro. Lokasi candi kira-kira 5 km dari kecamatan Ngadirejo dan berjarak 22 Km arah barat laut ibu kota kabupaten Temanggung. Arca-arca berartistik Hindu yang erat kaitanya dengan Dewa Siwa menandakan bahwa Candi Pringapus bersifat Hindu aliran Syiwa.
Arca Andini |
Arca Andini |
Arca Durga |
Kondisi Candi Perot ketika ditemukan pertama kali |
Candi ini dibangun dengan bahan dari batu andesit dengan luas area sekitar 29,68m2. Candi Pringapus dihubungkan dengan Prasasti Argapura yang berangka tahun 852 M. Angka tahun yang tertera fondasi candi dan diduga sebagai tahun terselesaikannya pembangunan candi adalah tahun 772 Saka ( = 850 M). Menilik angka tahunnya, kemungkinan candi ini dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Sanjaya awal (masa ketika Sanjaya berpindah dari Tanah Pasundan ke Bumi Mataram/Kalingga Utara, untuk memegang hak waris tahta Kalingga Utara dari neneknya, Sang Ratu Shima).
Pintu candi dihiasi dengan kalamakara di atas ambangnya. Tangga yang dibuat untuk mencapai pintu dibuat tanpa pipi tangga. Atap candi berebentuk kotak bersusun tiga, makin ke atas makin mengecil, mirip dengan atap Candi Kidal di Jawa Timur.
Keindahan Candi Pringapus terletak pada ornamen pahatan yang sangat halus dan indah yang menunjukkan bahwa arsiteknya memiliki cita rasa seni yang tinggi. Bidang-bidang kosong diisi dengan pahatan bunga teratai dan sulur-suluran. Dinding di kanan kiri pintu dihiasi panil pahatan sepasang dewa-dewi dengan hiasan daun-daun yang distilir di atasanya.
Candi Pringapus pertama kali disebut Junghuhn dalam daftar reruntuhan candi-candi Jawa, yang didasarkan pada gambar Hoepermans. Setelah itu, gambar diperbarui oleh Brandes, Van Erp (1909) dan Knebel (1911).Candi tersebut dibangun pada tahun tahun 772 C atau 850 Masehi menurut prasasti yang ditemukan di sekitar candi ketika diadakan restorasi pada tahun 1932. Candi ini merupakan Replika Mahameru, nama sebuah gunung tempat tinggal para dewata. Hal ini terbukti dengan adanya adanya hiasan Antefiq dan Relief Hapsara-hapsari yang menggambarkan makhluk setengah dewa. Candi Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis. Didalam candi ini dapat kita jumpai arca nandi (wahana Dewa Syiwa) yang masih bagus kondisinya. Dalam candi tersebut terdapat arca lembu dalam posisi duduk. Di sebelah barat bangunan candi, di tepi 'sendang' (danau kecil) terdapat sebuah lingga dan arca sapi. Konon, arca sapi ini merupakan penjaga ketersediaan air sendang, karena salah satu keunikan sendang tersebut adalah airnya tidak pernah kering meskipun pada musim kemarau berkepanjangan.
Sampai dengan saat ini Candi Pringapus masih berdiri dengan megah dan tidak berkurang keindahanya, tidak jauh dari candi itu kalau kita berjalan naik menyusuri lereng Sindoro kira-kira 1,00 - 2,00 Km di bawah hutan wisata Jumprit kita akan menjumpai peninggalan arkeologis lain seperti Situs Liyangan yang baru saja diketemukan tahun 2008 di Desa Purbasari maupun petilasan Nujum Majapahit di dekat mata air Sungai Progo yang sering di jadikan tempat ritual pengambilan air suci setiap hari raya Waisak.
Tidak jauh dari Candi Pringapus, terdapat Candi Perot, yang sudah rusak dimakan zaman. Prasasti yang berada di Candi Perot disebut Prasasti Tulang Air, yang ditulis dalam huruf dan bahasa Jawa Kuno, prasasti tersebut berisi tentang penetapan Ratu Sima oleh Rakai Panantapan Pu Manuku atas sebuah bangunan suci di desa Tulang Air, Rakai Panantapan Pu Manuku adalah pejabat pemerintah Kerajaan Medang (Bhumi Mataram) dibawah kekuasaan Rakai Pikatan.
Tulang Air merupakan prasasti tertua yang memuat daftar para pejabat dibawah raja yang berkuasa saat itu yaitu Rakai Pikatan (Februari 847 - 27 Mei 855 M), disebutkan pula bahwa Rakai Pikatan juga salah satu raja yang mendirikan Candi Prambanan dimana daerah sekitarnya masuk dalam wilayah kekuasaannya.
Komentar
Posting Komentar